BABIRUSA SULAWESI (Babyrousa celebensis)
Nama lokal: babiputih; babibudo’; boke dogami (Mongondow); hulangio (Suwawa)
Nama Inggris: Sulawesi Babirusa, North Sulawesi Babirusa
Endemik Sulawesi - status: rentan (VU)
Deskripsi
Babirusa sulawesi merupakan kelompok mamalia dalam keluarga Suidae. Panjang babirusa dapat mencapat 1 m dengan tinggi sekitar 65-80 cm dan berat dapat mencapai 90 kg. Tubuhnya lebih terlihat berwarna putih dengan rambut yang jarang dibandingkan babi-hutan sulawesi. Babirusa juga dikenal dengan dua pasang gigi taringnya yang mencuat membesar, melengkung dan menembus ke atas. Bahkan individu jantan memiliki gigi taring atas yang melengkung menembus rahang atasnya.
Persebaran dan populasi
Babirusa sulawesi merupakan endemik Sulawesi yang tersebar di suluruh Sulawesi kecuali bagian semenanjung selatan. Di sebagian Sulawesi Utara, Buton dan Muna diperkirakan sudah punah secara lokal. Populasi globalnya di seluruh sulawesi diperkirakan mengalami penurunan dengan besar populasi diperkirakan tidak lebih dari 10.000 individu dewasa. Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan salah satu kawasan konservasi terpenting untuk melindungi jenis ini. Mereka dapat dijumpai hampir di semua wilayah berhutan kawasan ini. Lokasi-lokasi kubangan dan salt-lick mereka banyak tersebar di dalam kawasan ini, dari yang kecil sampai yang komunal.
Habitat dan ekologi
Babirusa sulawesi hanya dapat dijumpai di hutan-hutan primer sulawesi dataran rendah dan pegunungan. Mereka hidup berkelompok, baik kelompok kecil jantan betina dan 2-3 anak sampai kelompok besar. Biasa mengunjungi kubangan lumpur ataupun daerah salt-lick untuk meminum air bergaram sebagai kebutuhan mineral. Babirusa dikenal sebagai satwa omnivora, mengkonsumsi berbagai daun, akar, buah hutan, dan beragam satwa kecil (invertebrata dan vertebrata).
Ancaman
Secara global, babirusa sulawesi termasuk dalam katogori rentan (VU - Vulnarable) yang terancam karena berkurangnya hutan-hutan primer di Sulawesi akibat pembalakan dan perubahan hutan ke lahan budidaya. Perburuan masih sering terjadi, khususnya untuk konsumsi, hal inilah yang diperkirakan menyebabkan kepunahan lokal di beberapa lokasi.
Upaya konservasi
Babirusa sulawesi sangat membutuhkan hutan primer sebagai lokasi jelajah serta tempat lokasi –lokasi berkubang dan bergaram mereka yang sangat penting. Untuk itu mempertahankan hutan primer yang tersisa di Sulawesi sangat penting sebabagi upaya konservasi mereka, di samping menghentikan perburuan yang masih terjadi secara masif di beberapa tempat. Babirusa sulawesi termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan PP7/1999 dan perubahan lampirannya P106/2018.
Teks: Hanom Bashari – EPASS project BNW
Foto : Ardin Mokodompit
Editor : Agung Muji P
Sumber: https://www.iucnredlist.org/species/136446/44142964
Update: April 2020